Rabu, 14 Maret 2012

Peradaban Manusia dan Upaya Pelestariannya


A.    Hakikat Peradaban Manusia
       Hakikat peradaban bisa dimulai dengan definisi “peradaban” itu sendiri. Peradaban mengambil dari kata civilitation yang berarti nilai hidup satu kelompok atau bangsa dalam merespons tantangan masa yang dihadapinya dalam era tertentu (Oxport Dictionary English oleh Hassan Shadily: 2003). Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam definisi peradaban juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat “beradab”. Salah satu cirri manusia beradab adalah mampu mengendalikan diri, yakni menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Peradaban juga sering merujuk pada kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik.
Peradaban adalah sebuah entitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Peradaban selalui mengalami pasang surut. Terkadang peradaban berkembang dengan pesat, tetapi kadang juga dapat hilang ditelan bumi dan terkubur di dalam pasir-pasir masa, tak lagi relevan dengan kehidupan manusia.
Suatu budaya senantiasa tidak lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilaku-perilaku, dan institusi-institusi oleh umat manusia di seluruh dunia. Kondisi tersebut terjadi pada masyarakat modern yang melahirkan proses globalisasi. Dalam alam yang canggih suatu kebudayaan dapat diserap dan mendunia jika memiliki perangkatnya, yaitu transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu negara maju cenderung mampu memprakarsai “peradaban masyarakat dunia” karena mempunyai akses yang besar dalam perangkat tersebut yang mampu membentuk opini dunia.
B.     Peradaban Manusia dan Upaya Pelestariaanya
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban. Pada zaman modern, Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban yang muncul akan menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi bisa antara peradaban Barat dan Timur. Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu itulah, kita bisa becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa mendatang.
Adanya perkembangan informasi dapat mengikis nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat sehingga ada beberapa orang dalam suatu masyarakat yang sudah tidak melakukan nilai-nilai budaya karena mendapat pengaruh yang intens oleh adanya kemajuan peradaban teknologi informasi dan komunikasi yang amat pesat sehingga mereka dapat menambah berbagai pengetahuan tentang nilai-nilai budaya baru dari lain daerah, antara lain seperangkat aturan atau norma yang berlaku didalam masyarakat. Disamping itu mereka yang terkena perkembangan komunikasi akan jauh lebih responsif dan mudah beradaptasi dengan modernisasi.
Oleh karena itulah maka adat istiadat yang dulu dilakukan mulai berkurang atau disederhanakan bentuknya karena mungkin sekarang hal itu dianggap merupakan pemborosan belaka yang tidak bisa dikatakan efisien lagi.
Proses perkembangan komunikasi yang secara jelas telah menyebabkan berbagai perubahan nilai-nilai budaya tradisional itu kiranya didukung oleh berbagai produk teknologi, seperti : media cetak (surat kabar, majalah, dll) dan media elektronik (radio, televisi, komputer, dll). Dalam mengahadapi perkembangan komunikasi yang memunculkan dampak pada nilai-nilai budaya ini, agaknya yang perlu diperhatikan adalah segolongan masyarakat yang ingin mempertahankan nila-nilai tersebut, juga mereka yang tidak atau memang belum siap menerima perubahan.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan perkembangan komunikasi telah merubah cara hidup masyarakat di dunia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Keberadaan dan peranan teknologi informasi di segala sektor kehidupan, tanpa sadar telah membawa dunia memasuki era globalisasi lebih cepat dari yang dibayangkan semula. Dampaknya tidak hanya berpengaruh pada sisi makro ekonomi dan politik masing-masing negara yang dipengaruhinya, tetapi lebih jauh telah merasuki aspek-aspek sosial budaya manusia.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan. Sedangkan wujud peradaban moral adalah Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dalam kesusilaan, norma, etika dan estetika
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi. Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat. Gelobalisasi memunculkan perubahan perubahan diantaranya:
1.      Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi
2.      Perubahan dari tekhnologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke tekhnologi canggih
3.      Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia
4.      Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.

C.    Peradaban Memiliki Kaitan Erat Dengan Kebudayaan
Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia. Kemampuan akal : manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kamampuan rasa melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk kesenian. Kemampuan karsa : menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktifitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap masyarakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi yang bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara massal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini.
Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah dalam rangka keperluan turisme, politik dan sebagainya. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi informasi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar