Selasa, 20 Maret 2012

Model-model Pembelajaran


A.      Model Pembelajaran Menurut Bruce
Menurut Bruce menyebutkan berbagai macam model pembelajaran diantaranya;
1.         Inductive Thingking, adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir. Model berpikir induktif cenderung lebih mudah digunakan pada materi pembelajaran yang masih bersifat konseptual. Ha ini dapat dilihat pada pola dan karakteristik pembelajaran yang merupakan kategori berpikir induktif ini. Namun, tidak menutup kemungkinan aktifitas yang dikembangkan dalam proses pembelajaran akan melibatkan unsur psikomotorik dari peserta
2.         Latihan Inkuiri (Inquiry Training Model), Rechard Suchman sebagai tokoh model Latihan Inkuiri ini mengemukakan bahwa tujuan daripada Latihan Inkuiri ialah mengembangkan keterampilan kognitif dalam melacak dan mengolah data-data. Di samping itu untuk meningkatkan kemampuan melihat konsep-konsep logis serta hubungan kausalitas dalam mengolah sendiri informasi secara produktif.
3.         Strategi Pembelajran Inkuiri Biologi ( biological science inquiry model ), Strategi pembelajaran inkuiri merupakan teori preskriptif yang menggunakan proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan untuk memahami bagaimana melakukan dan bagaimana menggunakan pemahaman tersebut dalam mendiskripsikan fenomena, memformulasikan hipotesis, dan menguji hipotesis. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.
4.         Model pembelajaran Memorization (Memory Model), dalam penelitian ini didefenisikan sebagai pola atau desain pembelajaran yang menggunakan memori untuk meningkatkan pemahaman dengan strategi membangun hubungan objek-objek yang dipelajari serta hubungan konseptualnya. Jadi memori merupakan inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori individu dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan, yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori.

B.       Model Pembelajaran Tematik
Metode pembelajaran tematik adalah metode pembelajaran yang memadukan satu pokok bahasan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan satu sama lain dan dikemas dalam bentuk tema-tema. Dengan pembelajaran terpadu tersebut, guru berperan memadukan dan menyatukan pemahaman / wawasan siswa terhadap sejumlah materi tanpa terkotak-kotak dengan label bidang studi tertentu. Dengan meminimalkan pengotakan antar bidang studi, berarti pengetahuan-sikap-ketrampilan yang diperoleh dari berbagai bidang studi  tidak perlu dikemas dalam paket-paket yang saling terpisah.
Salah satu contoh penerapan metode pembelajaran tematik misalkan soal stek, mungkin saja dari pembahasan pembahasan mengenai cara bercocok tanam dengan metode stek akan muncul ide-ide lain dari para siswa. Sebisa mungkin siswa diajak mempraktekkan langsung di lapangan. kalaupun tidak bisa melakukan kegiatan praktik di luar ruangan, bisa saja  dengan cara menyajikan sejumlah materi tematik dan contohnya via media visual di dalam kelas sehingga siswa mudah menyerap pelajaran dengan baik.
Pada dasarnya belajar tidak hanya terdiri dari teori saja. Teori dibutuhkan dalam rangka mengejar standardisasi kurikulum. Tetapi untuk mencapai tujuan-tujuan itu, perlu ada media belajarnya yang menyenangkan bagi siswa. Dengan mengedepankan hal-hal yang menyenangkan bagi siswa secara otomatis akan membantu para siswa tersebut untuk lebih mudah menyerap serta memahami pelajaran dan materi yang sedang disampaiakan guru.
Tidak adanya pengotakan materi satu bidang studi dalam penerapan metode pembelajaran tematik ini menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Misalnya materi tentang proses terbentuknya kecambah tidak hanya dibahas dari sisi ilmu pengetahuan alam saja tetapi juga bisa berhubungan dengan mata pelajaran yang lain. Diharapkan dengan diterapkannya metode pembelajaran tematik ini, baik guru maupun siswa lebih banyak berinteraksi baik melalui media diskusi serta tanya jawab sehingga bisa menemukan sebuah titik temu jawaban dari berbagai sudut pandang
Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator serta isi mata pelajaran dalam pembelajaran tematik akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi pelajaran secara utuh pula. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik, Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
  1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
  2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
  3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
  4. Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi.
  5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
  6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
  7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

C.      Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin  pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar  dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk.  siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah  untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

D.      Model Pembelajaran Kontekstual
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan.
Ada yang perlu dipahami tentang pbelajar dalam konteks CTL.
1.         Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki
2.         Belajar bukan sekedar mengumnpulkan fakta yang lepas-lepas.
3.         Belajar adalah proses pemecahan masalah
4.         Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks
5.         Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
1.         Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic
2.         kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
3.         Ciptakan masyarakat belajar
4.         Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5.         Lakukan refleksi di akhir pertemuan
6.         Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Rabu, 14 Maret 2012

Peradaban Manusia dan Upaya Pelestariannya


A.    Hakikat Peradaban Manusia
       Hakikat peradaban bisa dimulai dengan definisi “peradaban” itu sendiri. Peradaban mengambil dari kata civilitation yang berarti nilai hidup satu kelompok atau bangsa dalam merespons tantangan masa yang dihadapinya dalam era tertentu (Oxport Dictionary English oleh Hassan Shadily: 2003). Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam definisi peradaban juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat “beradab”. Salah satu cirri manusia beradab adalah mampu mengendalikan diri, yakni menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Peradaban juga sering merujuk pada kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik.
Peradaban adalah sebuah entitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Peradaban selalui mengalami pasang surut. Terkadang peradaban berkembang dengan pesat, tetapi kadang juga dapat hilang ditelan bumi dan terkubur di dalam pasir-pasir masa, tak lagi relevan dengan kehidupan manusia.
Suatu budaya senantiasa tidak lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilaku-perilaku, dan institusi-institusi oleh umat manusia di seluruh dunia. Kondisi tersebut terjadi pada masyarakat modern yang melahirkan proses globalisasi. Dalam alam yang canggih suatu kebudayaan dapat diserap dan mendunia jika memiliki perangkatnya, yaitu transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu negara maju cenderung mampu memprakarsai “peradaban masyarakat dunia” karena mempunyai akses yang besar dalam perangkat tersebut yang mampu membentuk opini dunia.
B.     Peradaban Manusia dan Upaya Pelestariaanya
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban. Pada zaman modern, Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban yang muncul akan menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi bisa antara peradaban Barat dan Timur. Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu itulah, kita bisa becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa mendatang.
Adanya perkembangan informasi dapat mengikis nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat sehingga ada beberapa orang dalam suatu masyarakat yang sudah tidak melakukan nilai-nilai budaya karena mendapat pengaruh yang intens oleh adanya kemajuan peradaban teknologi informasi dan komunikasi yang amat pesat sehingga mereka dapat menambah berbagai pengetahuan tentang nilai-nilai budaya baru dari lain daerah, antara lain seperangkat aturan atau norma yang berlaku didalam masyarakat. Disamping itu mereka yang terkena perkembangan komunikasi akan jauh lebih responsif dan mudah beradaptasi dengan modernisasi.
Oleh karena itulah maka adat istiadat yang dulu dilakukan mulai berkurang atau disederhanakan bentuknya karena mungkin sekarang hal itu dianggap merupakan pemborosan belaka yang tidak bisa dikatakan efisien lagi.
Proses perkembangan komunikasi yang secara jelas telah menyebabkan berbagai perubahan nilai-nilai budaya tradisional itu kiranya didukung oleh berbagai produk teknologi, seperti : media cetak (surat kabar, majalah, dll) dan media elektronik (radio, televisi, komputer, dll). Dalam mengahadapi perkembangan komunikasi yang memunculkan dampak pada nilai-nilai budaya ini, agaknya yang perlu diperhatikan adalah segolongan masyarakat yang ingin mempertahankan nila-nilai tersebut, juga mereka yang tidak atau memang belum siap menerima perubahan.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan perkembangan komunikasi telah merubah cara hidup masyarakat di dunia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Keberadaan dan peranan teknologi informasi di segala sektor kehidupan, tanpa sadar telah membawa dunia memasuki era globalisasi lebih cepat dari yang dibayangkan semula. Dampaknya tidak hanya berpengaruh pada sisi makro ekonomi dan politik masing-masing negara yang dipengaruhinya, tetapi lebih jauh telah merasuki aspek-aspek sosial budaya manusia.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan. Sedangkan wujud peradaban moral adalah Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dalam kesusilaan, norma, etika dan estetika
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi. Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat. Gelobalisasi memunculkan perubahan perubahan diantaranya:
1.      Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi
2.      Perubahan dari tekhnologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke tekhnologi canggih
3.      Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia
4.      Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.

C.    Peradaban Memiliki Kaitan Erat Dengan Kebudayaan
Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia. Kemampuan akal : manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kamampuan rasa melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk kesenian. Kemampuan karsa : menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktifitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap masyarakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi yang bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara massal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini.
Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah dalam rangka keperluan turisme, politik dan sebagainya. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi informasi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop.

Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Gerbang Kemerdekaan


A.    Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Gerbang Kemerdekaan
Sejak penjajah barat untuk pertama kalinya menginjakan kakinya didaerah nusantara dan melakukan pemerasan, penindasan, perampasan kemerdekaan terhadap rakyat Nusantara ini, maka sejak saat itu juga rakyat Indonesia melakukan perjuangan untuk melawan penjajah dengan upaya merebut kembali  kemerdekaan yang direnggut oleh para penjajah itu. Perjuangan menentang penjajahan ini didasari oleh satu prinsip bahwa kemerdekaan itu merupakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikaeadilan yang harus dihapuskan dimuka bumi ini.
1.         Perjuangan melawan Penjajah Portugis
Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah ini berlangsung di seluruh wilayah nusantara terutama di daerah-daerah yang menjadipusat-pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan pertama menentang penjajah dilakukan bangsa Indonesia terhadap penjajah Portugis. Perjungan ini dilakukan oleh rakyat Malaka, Johor, Demak, Aceh. Malaka, dan Sunda Kelapa.
a.           Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat malaka dibawah pimpinan Satuan Mahmud Syah I melaksanakan perlawanan terhadap Portugis. Namun pada akhirnya pasukan malaka ini kalah dan pada tahun 1511 Malaka Jatuh ketangan Portugis, dan pada tahun 1526 pulau  Ninta diserbu oleh portugis. Sultan Mamud Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun 1528.
b.            Perjuangan Rakyat Johor
Rakyat Johor melakukan perlawanan Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597) yang dapat menagkis serangan Portugis.
c.             Perjungan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati UnusPasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-1523 melakukan perlawanan terhadap portugis. Dengan di bantu oleh armada aceh, palembang dan bintan. Namun usaha ini tidak membuahkan hasil.
d.            Perjuangan Rakyat Maluku
Ketika Portugis berhasil menaklukan Malaka Utara, sebagai penghasil rempah-rempah pada tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan Hairun dari Ternate tapi Portugis berusaha memonopoli perdagangan, menindas rakyat serta memeras rakyat, dan juga menyebarkan agama kristenn dengan terpaksa, oleh sebab itu rakyat Maluku terdorong untuk melakukan perlawanan dan juga dengan terbunuh Sultan Hairun oleh Portugis maka rakyat Ternate semakin marah dibawah pimpinan putera Sultan Hairun yaitu Sultan Baabullah Tidore, Trenate dan Halmahera bersatu padu melawan portugis pada tahun 1570-1575 dan pada tanggal 28 Desember 1577 Ternate berhasil mengusir Portugis.
e.             Perjuangan Rakyat sunda Kelapa
Dipimpin oleh fatahillah atau faletehan yaitu seorang ulama dari demak rakyat di Sunda Kelapa melakukan perlawanan terhadap Portugis, dan pada tahun 1527 portugis terkalahkan,portugis terusir ke malaka.saat itu fatahillah diberi gelar jayakarta yang berarti kemenangan akhir,setelah itu kerajan banten berdiri.
2.      Perjuangan menentang penjajah belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajahan belanda sudah dimulai pada awal abad 17 sampoai awaln abad 20,perjuangan ini terjadi dimana-mana diseluruh Nusantara. Dalam point ini kami hanya akan menjelaskan beberapa dari sekian banyak perjuangan bangsa,yaitu perang Diponegoro, perang padri, dan peperangan oleh rakyat Aceh.
Perang Diponegoro. Perang ini dipimpin oleh pangeran Diponegorgo,yaitu merupakan anggota kerajaan Yogyakarta. Namun semenjak terjadi perselisihan di antara keluarga yang juga dicampuri oleh  Belanda ia bresama neneknya pindah ke Tegalrejo, desa di Yogyakarta. Dilar itu rakyat sangat menaruh harapan pada Pangeran Diponegoro karena kewajiban kerja dan membayar pajak oleh Belanda,juga sikap raja yang mengizinkan penyewaan tanah pada pihak swasta.
         Perang ini diawali oleh persengketaan antara Pangeran dan Belanda. Persengketaan ini terjadi karena  pada tanggal 20 juli 1825 pemasangan tonggak-tonggak jalan yang dipasang Belanda ke tanah Tegalrejo tidak diizinkan oleh Pangeran, sehingga membuat amarah pada Diponegoro dan rakyatnya.
Belanda kemudian melakukan serangan terhadap pasukan Diponegoro,maka mulailah perang yang dikenal perang Diponegoro. Dengan dukungan dari pihak yang luas,yaitu para petani, pangeran dan para ulama, seorang ulama besar yaitu Kyai Mojo bergabung dengan Diponegoro, dan juga seorang bangsawan yaitu sentot Alibasyah Parwirodidjo. Yang kemudian menjadi panglima utamanya.
Pada permulaan perang, pasukan Diponegoro berhasil merebut beberapa daerah. Pada wal perang ini kekuatan belanda memang tidak besar sehinggga banyak merugikan belanda. Pada tahun 1825 sampai 1827 pasukan Diponegoro selalu unggul dalam perang. Bahkan Jenderal De Kock pernah menawarkan perdamaian, tapi tidak diberi tanggapan sehingga belanda menyediakan sayembara dengan hadiah uang 20 ribu ringgit bagi siapapun yang bisa menagkap Diponegoro hidup atau mati namun gagal karena rakyat tetap setia pada Pangrean Diponegoro.
Mulai tahun 1827 Belanda menggunakan taktik ”Benteng stelsel” yaitu dengan membuat benteng yang saling berhubungan di setiap daerah yang berhasil dikuasai sehingga mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro, taktik ini membawa hasil dengan menyerahnya panglima Diponegoro yaitu Sentot Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi, kemudian belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro guna mengadakan perundingan pada tanggal 28 Maret 1830. Namun perundingan ini merupakan siasat licik jenderal de kock yang berakhir dengan dutangkapnya Pangeran Diponegoro. Karena itu sejak awal 1830 perlawanan semakin melemah.
Pada tanggal 3 Mei 1830 Ia diasingkan ke Manado. Tahun 1834 dipindahkan ke Ujungpandang sampai wafatnya tangtgal 8 Januari 1855.
Perang Padri : Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat, yang bermula dari pertentangan dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum adat. Kaum padri atau kaum ulama melakukan gerakan perbaikan keadaan masyarakat di Minangkabau agar kembali kepada ajaran islam yang murni, gerakan kaum padri ini ternyata mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa oleh kebiasaan buruk mereka. Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama sesudah kaum adat yang meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur tangan dalam peperangan ini. Namun, tuuan Belanda bukan hanya melawan kaum Padri, tetapi untuk menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18 Pebruari 1821 perang Padri melawan Belkanda di mulai, perang padri terbagi kedalam tiga masa. Yaitu ; Tahun 1821 -1825 ditandai dengan meluasnya rakyat. Masa kedua Tahun 1825-1830 yang ditandai dengan meredanya pertempuran karena belanda melakukan perjanjian dengan kaum Padri yang lemah. Masa ketiga Tahun 1830-1838 yang diakhiri dengan tertangkapnya para pemeimpin Padri.
Salah satu kekeuatan perlawanan kaum padri adalah di Bonjol yang di pimpin oleh Tuanku Imam Bonjol kemudian belanda mendatangkan pasukan dari Batavia dengan bantuan ini belanda dapat menguasai beberapa daerah kaum padri. Tahun 1834 Belanda menyerang Bonjol, mulai tahun 1835 Belanada mengarahkan pasukannya untuk mengalahkan kaum padri di Bonjol karena itu pasukan Padri semakin terjepit oleh Belanda namun selam tahun 1836 kekuatan Padri belum terapatahkan.
Pada bulan Oktober 1837Belanda menyerang Benteng Bonjol yang pada akhirnya benteng tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya menyerah pada belanda. Imam Bonjol kemudian dibuang oleh belanda ke Cianjur dan dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi ke Menado dan Wafat disana yaitu pada tanggal 6 Nopember 1864. secara umum perlawanan kaum padri dapat dipatahkan pada tahun 1838.
Perang Aceh yang terjadi pada bulan Maret 1873 belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sulatan Muhammad Daud Syah untuk menagkui kedaulatan Hindia Belanda namun ditolak akhirnyta pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari Belanda. Maka dimuailah perang rakyat Aceh.
Pada bulan April 1837 belanda menyerang ke kerajaan Aceh namun mengalami kegagalan. Pada bulan Desember 1873 Belanda melakukan serangan kedua yang lebih besar, namun pada ahkirnya belanda berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana Aceh pun jatuh ke tangan Belanda namun rakyat Aceh masih merasa merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya.
Belanda kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang faham tentang agama islam atas nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara memecah belah kekuatan masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda menyerang markas pertahanan Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya diterusakan oleh isterinya Cut Nyak Dien yang kemudian juga dapat ditangkap oleh Belanda. Pada tahun 1906 dibuang ke Sumedang. Semenatara itu Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah menyerah pada tanggal 20 Januari 1903 dan pada tanggal 6 September 1903 Panglima Polem akhirnya menyerah juga. Maka, dengan kejadian ini berarti pemerintah Hindia Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.
Perjuangan menentang penjajah belanda secara gagah berani dlakukan poleh rakyat diberbagai daerah di indonesia yang menyebabkan kerugian besar bagi pihak penjajah belanda juga membawa pengorbanan harta benda dan jiwa yang besar pula bagi bangsa Indonesia namun sampai abad ke-20 belanda tidak dapat di usir dari Indonesia. Kegagalan perjuangan bangsa disebabkan adanya kelemahan yaitu ;
a.       Perjuangan bersikap lokal atau kedaerahan.
b.      Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang bersamaan
c.       Perjuangan pada umumnya diupimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d.      Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata.
e.       Para pejuang dapat diadu domba oleh pihak penjajah, sehingga perselisihan sering terjadi antara para pempimpin.
Kelemahan ini menjadi pelajaran yang berarti bagi bangsa Indonesiadalam menentukan strategi perjuangan pada masa berikutnya.

B.     Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa yang terjadi di Jepang yaitu di bombardirnya Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan Hiroshima 9 Agustus 1945 oleh Sekutu dibawah pimpinan Amerika Serikat ternyata membawa dampak yang besar bagi perjuangan Indonesia. Pintu kemerdekaan semakin terbuka, Jepang tidak dapat menyembunyikan kekalahannya, walupun berusaha ditutupi. Kondisi inilah kemudian dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pejuang Indonesia yang sudah lama mencari waktu yang tepat dan ditunggunya.
Realisasi Indonesia akan menjadi negara yang merdeka bukan isapan jempol belaka seperti apa yang sudah dijanjikan oleh Perdana Mentri Koiso (7 September 1944) dan sudah dipersiapkan oleh BPUKI tidak sia-sia. Ini dibuktikan dengan dipanggilnya tokoh-tokoh nasionalis Indonesia seperti Soekarno, Hatta, Radjiman Wedeo-diningrat pada tanggal 9 Agustus 1945 ke Dalat, Saigon (Vietnam). Kedatangan ini dalam rangka memenuhi panggilan Panglima Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Dua hari sebelum ketangannya ke Dalat, Saigon terjadi peristiwa penting di tanah air yaitu pada tanggal 7 Agusus 1945 terjadinya perubahan nama dari BPUPKI menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Peristiwa ini hendaknya dicermati, karena perubahan tersebut sangat terkait dengan berbagai kesan kemerdekaan Indonesia dihadapan negara lain terutama Jepang.
Perubahan BPUKI menjadi PPKI merupakan proses Indonesia-nisasi dari segala buatan Jepang di tanah air. PPKI tidak sama dengan BPUPKI, karena keanggotaannya tidak melibatkan Jepang (Icebangashe tidak lagi ada di dalamnya). Konsep dasar negara Pancasila, Rancangan Undang-Undang Dasar walaupun merupakan produk BPUPKI, tetapi secara yuridis formal disahkan oleh PPKI. Dari sini dapat dilihat bagaimana manisnya permainan politik yang dilakukan oleh perintis kemerdekaan sampai tujuan untuk kemer-dekaan tercapai.
Dua hari setelah keberangkatan Soekarno-Hatta dari tanah air, tepatnya pada tanggal 11 Agustus 1945 sampai di Dalat, Saigon pukul 11.40 pagi hari. Pada saat itu Marsekal Terauchi menerima pemimpin Indonesia dengan suatu upacara dilangsungkan dengan pelantikan Soekarno-Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. Terdapat dua agenda penting dalam pertemuan itu yaitu (1) tentang waktu Indonesia merdeka dan (2) pembahasan kembali tentang batas-batas wilayah Indonesia sebagai negara merdeka yaitu bekas jajahan Hindia-Belanda seperti yang pernah dibahas sebelumnya pada sidang BPUPKI. Setelah diadakan pembahasan lebih jauh disetujuilah bahwa kemerdekaan akan diumumkan secara resmi segera setelah sidang PPKI yang direncanaka pada tanggal 18 Agustus 1945 (Anderson, 1988:85).
Pada tanggal 14 Agustus 1945 rombongan tiba di tanah air, terdengar oleh golongan pemuda desas-desus bahwa Jepang sudah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah tanpa syarat dan akan membuat pengumuman resmi beberapa jam lagi. Berita itu dengan cepat tersebar dikalangan pemuda sehingga pada pukul 4 sore Sjahrir menjumpai Hatta, menceritakan keadaanya tentang cerita itu dan mendesak supaya membuat proklamasi diluar kerangka PPKI (Anderson, 1988:88). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang di terima melalui siaran radio di Jakarta. Siaran ini terutama didengar oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti, Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Aidit, Darwis, Djohar Nur, Wikana dan sebagainya.
Perbedaan waktu, kapan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Golongan tua (karena usianya antara 45-50 tahun) tetap pada perjanjiannya dengan Terauchi yaitu setelah rapat PPKI (tanggal 18 Agustus 1945), sedangkan golongan muda (karena umurnya rata-rata 25 tahun) menghendaki secepatnya, paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Ini artinya tanggal 17 Agustus 1945 adalah diluar kehendak ke dua golongan tersebut. Suasana emosional pun terjadi diantara kedua golongan tersebut.
Para pemuda itu kembali rapat dan membahas tindakan-tindakan yang akan dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yang tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan itu harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti yang direncanakan oleh Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kota yaitu Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih tetap di Jakarta maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya untuk memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya dengan Hoh. Hatta. Soekarno mengatakan dia berbuat curang, tidak ada yang dia kerjakan selain mengkritiknya, dan selama hidup-nya Sjahrir tidak pernah bertindak terus terang seperti yang dilakukan oleh Soekarno. Dia tidak pernah maju ke garis depan pertempuran. Dialah orang yang harus bertanggungjawab terhadap segala peristiwa yang terjadi kemudian di malam itu. Di Rengasdengklok inilah Bung Karno akan didesak untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Walaupun sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena mereka belum percaya akan berita yang diberikan pemuda kepada mereka, dan berita resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh. Seorang utusan pemuda yang bernama Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta. Achmad Subardjo sibuk mencari informasi kebenaran tentang penyerahan Jepang kepada Sekutu yang tiba-tiba dikagetkan dengan hilangnya Soekarno-Hatta. Keberadaan Soekano-Hatta akhirnya diketahui dari Wikana, ketika itu juga Achmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakin-kan para pemuda bahwa proklamasi pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke Jakarta.
Peranan Achmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno komandan kompi Peta setempat bersedia melepas-kan Soekarno-Hatta ke. Achmad Subardjo adalah seorang yang dekat dengan golongan tua maupun muda, bahkan dia juga sebagai penghubung dengan pemuka angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Moh. Hatta  meminta Ahmad Subardjo menelpon Hotel Des Indes untuk mengada-kan rapat, tetapi ditolak karena sudah pukul 12.00, berdasarkan ijin dari Jepang sebelumnya itu dapat dilaksanakan sebelum jam 10.00. Dan melalui dia, Maeda menawarkan rumahnya sebagai tempat yang aman dan terlindung untuk menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.
Bertitik tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu, Maeda telah menunjukkan kebe-saran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan merupa-kan aspirasi alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan Indonesia. Dengan demikian mengorbankan kedudukannya bahkan menyabung nyawanya untuk itu, karena Sekutu bisa saja mengatakan dan menuduhnya melanggar status quo yang diberikan kepada. Di tempat kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta teks proklamasi ditulis.
Proklamasi Kemerdekaan yang telah diikrarkan oleh Soekarno-Hatta belumlah final untuk terbentuknya Indonesia sebagai negara. Karena itu ada beberapa langkah yang dilakukan oleh PPKI dalam rangka untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan yang sah.